Tingkatkan Kompetensi Guru, Pertamina RU VI Gelar Workshop Pendidikan Tematik Mangrove


INDRAMAYU - PT Pertamina
Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan menggelar upskilling tenaga pendidik guna meningkatkan kompetensi para guru Sekolah Dasar di Indramayu melalui workshop penyusunan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Indramayu. 

Kegiatan digelar selama 3 hari, 5-7 Januari 2022 yang dilaksanakan di Gedung PWP RU VI. Kegiatan diikuti 50 peserta yang merupakan guru SD kelas 4, 5 dan 6 dari 41 sekolah dasar di 12 kecamatan yg berada di pesisir pantai Kabupaten Indramayu. Kasie kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Dirsono, yang hadir mewakili kepala Dinas Pendidikan Indramayu pada kegiatan ini menyambut baik workshop yang digelar Pertamina Refinery Unit VI Balongan ini. 

Dituturkan Dirsono, Indramayu yang memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Barat memang sudah seharusnya mampu menjaga ekosistem disekitarnya termasuk tanaman mangrovenya yang banyak memiliki manfaat. Dirsono menjelaskan, sejak dijadikannya Pendidikan Tematik Mangrove sebagai kurikulum muatan lokal pada tahun 2016 telah banyak memberikan dampak positif. Banyak anak-anak mulai paham pentingnya tanaman mangrove bagi bumi sehingga menumbuhkan kecintaan untuk menanam dan merawatnya.

 “Melestarikan mangrove itu diniatkan sebagai ibadah, mangrove juga mewakili unsur kebumian, jadi ilmu yang bapak ibu ajarkan ke anak murid insyaallah juga menjadi amal ibadah”, tutur Dirsono. 

Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI Refinery Unit VI Balongan Imam Rismanto dalam sambutannya mengatakan, workshop pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove merupakan perwujudan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). “Kegiatan hari ini adalah implementasi 2 dari 4 pilar CSR Pertamina, yakni Pertamina hijau dan Pertamina cerdas yang diharapkan bisa turut melestarikan alam”, kata Imam.

Ditambahkan Imam, Sekolah Mangrove yang dinisiasi RU VI ini memiliki sejarah yang cukup panjang, awalnya, kata Imam, hanya dilakukan di 3 SDN di 4 kecamatan saja, namun kini sudah diadopsi 41 sekolah dasar di 12 kecamatan sebagai pelajaran muatan lokal. Pada kesempatan tersebut, Imam mengatakan banyak sekali keuntungan yang bisa didapat dengan pelestarian tanaman mangrove, selain bisa mencegah abrasi, juga bisa dijadikan potensi wisata yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat seperti Ekowisata Mangrove Karangsong.

 “Mudah-mudahan selain bisa menjadi sarana transfer ilmu pengetahuan kepada siswa dan masyarakat, juga bisa memajukan kawasan pesisir dengan menjual potensi keindahan mangrovenya”, Ujar Imam. (prokompim.com)
Next Post Previous Post