MENIMBANG REPRESENTASI JAWA BARAT DALAM FORMASI PBNU 2021-2026
Oleh. : Husni Mubarok, SH.
(Aktivis NU Jawa Barat)
Berakhirnya kontestasi pemilihan Ketua Umum PBNU di Muktamar NU ke 34 di Lampung tentu berakhir pula pemetaan dukungan antar pihak melebur menjadi sebuah kekuatan besar NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia sebagai jangkar politik kebangsaan dan penyangga keutuhan bangsa ditengah tarikan ideologi transnasional di.mana proses infiltrasinya tidak sederhana untuk dideteksi dini.
Dalam konteks itu, PBNU di bawah kepemimpinan Gus Yahya terlepas dari segala dinamika di Muktamar NU di Lampung penting untuk menimbang representasi dan keterwakilan tokoh tokoh NU Jawa Barat berbasis pengasuh pesantren, memahami suasana kebatinan kultur Jawa Barat dengan level ketokohan nasional dan kemampuan narasi keagamaan dalam satu tarikan nafas dengan dimensi kebangsaan masuk dalam struktur pengurus harian PBNU untuk lima tahun ke depan.
Adalah fakta sosiologis bahwa Jawa Barat populasi penduduknya terbesar di Indonesia dengan mayoritas muslim adalah warga Nahdatul Ulama (NU) dari sisi praktek kultural dan amaliyah keagamaan seperti ziarah kubur, manakib, tahlil dan qunut saat shalat shubuh tapi pandangan politik mereka justru menjadi bagian penting dari arus utama gerakan "Islam politik", tidak mengikuti madhab dan pandangan "politik kebangsaan" NU. Pilar penyangga toleransi dan kebhinnekaan. Inilah pentingnya moderasi pandangan politik kebangsaan mereka.
Temuan survey LIPI (2018) bahwa meskipun mayoritas muslim di Jawa Barat adalah warga NU dari sisi tradisi keagamaannya tapi hanya 9% yang mengikatkan diri sebagai anggota NU dan 3% secara kumulatif mengikatkan diri pada sejumlah ormas ormas Islam lain. Itulah sebabnya Jawa Barat sangat longgar dan mudah dimasuki faham "radikalisme" agama lewat para ustad baru yang menanamkan pengaruhnya melalui majelis taklim dan komunitas "hijrah" ditopang kemampuan menghimpun dana berlimpah secara mandiri dan sukarela di antara mereka.
Disinilah pentingnya menimbang keterwakilan tokoh NU Jawa Barat masuk dalam jajaran pengurus PBNU di bawah kemimpinanan Gus Yahya untuk menjawab tantangan di atas. Yakni mengarus utamakan.akar rumput Jawa Barat sebagai basis kekuatan sosial kultural toleransi dan kebhinnekan dengan masuk ke dalam arus utama media sosial, ke jantung jantung majelis taklim, menginisiasi komunitas baru muslim milenial dan lain lain. Di situ lah letak salah satu kekuatan epicentrum NU di masa depan.
Semoga. (*)