Peluncuran e-book Memilih Makanan Ramah Iklim + 39 Resep Gorontalo, Omar Niode Foundation Ajak Masyarakat Pilih Makanan Ramah Iklim



Omar Niode Foundation, yakni sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, citra budaya, dan kuliner nusantara, khususnya Gorontalo, baru saja meluncurkan e-book berjudul Memilih Makanan Ramah Iklim +39 Resep Gorontalo karya Amanda Katili Niode dari Climate Reality Indonesia bersama Ahli Teknologi Pangan, Zahra Khan pada Minggu, (14/02/2021) melalui sebuah acara talkshow virtual.


Talkshow yang dipandu presenter acara kuliner Noni Zara (Bali) ini juga dihadiri oleh Pakar Kuliner William Wongso dan Nicky Ria dari Ketua Sobat Budaya sebagai pembicara.

Talkshow Virtual Climate Reality 


E-Book Memilih Makanan Ramah Iklim +39 Resep Gorontalo ini mencoba mengenalkan konsep makanan ramah bumi dari berbagai aspek terkait dan peranannya dalam menyikapi krisis lingkungan. Buku elektronik ini juga menampilkan resep-resep makanan ramah bumi yang dapat dicoba, khususnya makanan tradisional Gorontalo. 


Melalui buku tersebut Omar Niode Foundation ingin mengajak masyarakat memilih makanan ramah iklim. Sekretaris Omar Niode Foundation, Terzian Ayuba Niode menuturkan sistem pangan berkontribusi besar terhadap krisis iklim yang sedang berlangsung di bumi. Sistem pangan saat ini menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan menyebabkan sepertiga dari semua emisi gas rumah kaca penyebab krisis iklim.


“Terlebih dengan terjadinya Pandemi COVID-19 semakin membuktikan adanya kebutuhan mendesak untuk mengubah sistem pangan dunia, karena pandemi sekarang terjadi akibat menularnya penyakit dari hewan ke manusia (zoonosis),” tutur Terzian.

Materi dari Amanda Katili

Untuk itu, menurut Terzian, makanan perlu diubah guna masa depan yang sehat bagi manusia maupun Planet Bumi. “Idealnya dengan mengurangi konsumsi daging serta makanan yang diproses, untuk kemudian mengarah ke makanan yang lebih berbasis nabati,” kata Terzian.


Selain itu menurut Terzian, diperlukan Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan (Sustainable Consumption & Production)  oleh semua pemangku kepentingan secara global termasuk konsumen dan produsen, dengan perubahan secara terpadu dan sistematis.


Peluncuran e-book ini juga mendapat tanggapan dari Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, yang juga menuliskan  kata sambutannya dalam e-book.



“Saya menyambut baik diterbitkannya e-book “Memilih Makanan Ramah Iklim + 39 Resep Gorontalo” dengan harapan agar lebih banyak lagi upaya serupa untuk melestarikan resep dan tradisi kuliner Nusantara guna melindungi warisan budaya dan alam Indonesia,” ujar Rachmat Gobel. 


Rachmat Gobel mendorong masyarakat agar melestarikan tradisi kuliner dengan memilih makanan lokal ramah iklim. Menurutnya, selain bisa menyelamatkan lingkungan memilih makanan lokal juga bisa membantu perekonomian daerah. 


“Membeli produk lokal berarti ada permintaan, sehingga membantu petani mempertahankan mata pencaharian,” kata Rachmat Gobel. 


Pakar Kuliner, William Wongso juga mendukung upaya-upaya pelestarian budaya kuliner nusantara seperti yang dilakukan Omar Niode Foundation. “ Di era sosial media dan internet seperti saat ini, satu hal yang tidak dapat kita lakukan adalah meng-googling rasa, experience itu harus dicoba langsung. Tapi kita dapat menginformasikan budaya kuliner bangsa Indonesia yang beragam ini lewat internet, dan menarik orang untuk mencoba,” ujarnya


William menambahkan, “Dengan makin majunya peradaban  kita tidak boleh mengabaikan budaya kuliner Bangsa Indonesia. Selain melestarikan, kita wajib untuk meningkatkan citra Tradisi Kuliner Indonesia, agar bisa masuk dan dikenal dalam peta kuliner dunia.”


Ada beberapa hal penting yang kita dapatkan dari acara virtual ini, diantaranya mengenai Makanan Ramah Iklim. 


Makanan Ramah Iklim adalah Makanan atau minuman yang dihasilkan dari proses produksi, pengolahan hingga pengemasannya menggunakan bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan. Karena dampaknya sangat luas sehingga menyebabkan Krisis Iklim


Hal ini akan menyebabkan perubahan iklim alami ditentukan oleh orbit Bumi mengelilingi matahari, output energi dari matahari, siklus pendinginan dan pemanasan alami lautan, dan variabilitas konstan dalam aktivitas vulkanik. 


Ada banyak aktivitas atau kegiatan manusia yang berlebihan sehingga membuat bumi semakin rusak, diantaranya polusi dan kebisingan dari transportasi, produksi minyak, kebakaran hutan, pabrik batu bara, pembakaran tanaman, tempat pembuangan sampah, industri pertanian, proses industri, tambang batu bara, tanah beku meleleh yang menyebabkan Krisis Iklim, seperti diungkap Amanda Katili


Selain itu, Amanda juga mengajak masyarakat untuk memilih makanan yang ramah lingkungan. Adapun makanan ramah lingkungan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 

- Hemat air dan energi

- Tanaman tahan krisis

- perbanyak daging

- Kurangi daging

- Masakan rumahan

- Jaga tradisi kuliner lokal

- Hindari limbah pangan

- Dukung petani dan nelayan

- Hindari plastik

- Laksanakan daur ulang  


Ada banyak kuliner atau makanan ramah iklim yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari Gorontalo.  


Ragam Kuliner Gorontalo

Provinsi Gorontalo yang terletak di Zona Wallacea, daerah transisi antara benua Asia dan Australia, memiliki pemandangan permai dengan hutan, sawah, dan laut.


Penelitian tentang Makanan Tradisional Gorontalo oleh Dr. Arifasno Napu, SSiT., Mkes menyimpulkan bahwa proses dan semua bumbu yang digunakan adalah alami karena tanpa pengawet, pewarna buatan, cita rasa maupun aroma sintetik.


Pertemuan antar budaya, baik dari hasil pernikahan, hubungan politik, penguasaan wilayah hingga hubungan niaga, telah menyisakan banyak jejak dalam peradaban Gorontalo. termasuk cita rasa. Pada kuliner Gorontalo, dapat ditemukan pengaruh Ternate, Tidore, Bugis, Makasar, Gowa, Cina dan Arab.


Menurut DR. Arifasno Napu, ada ratusan makanan tradisional Gorontalo, namun dari penelitiannya baru ada 80 jenis yang teridentifikasi dengan baik dan dibagi dalam 4 kelompok yaitu: makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan snack/kue.


Ada 15 makanan pokok dengan bahan utama jagung, sagu, singkong, ubi jalar dan beras, serta 20 lauk pauk yang bahan dasarnya dari perairan. Sebanyak 10 jenis masakan berbahan dasar sayuran segar seperti terong, daun pepaya, daun singkong, kangkung, pakis, kacang panjang, bunga pepaya, ketimun suri, labu, dan jantung pisang. Juga 35 jenis snack/kue yang pada menggunakan jagung, singkong, ubi jalar, pisang, dan beras.


Berikut beberapa kuliner Gorontalo  seperti Bubur Sada, Milo Siram Pulo, Tabu Maitomo, Ba’a lo Binthe, Nasi Bulu, Ilepa’o Sayur Bulu, Alopa, Gohu Putungo, Ilabulo Putungo, Gohu Paria, Pilitode Ihu, Iloni Cakalang, Kuah Asam, Bilenthango, Gamie lo Boli Bulo'o, Payangga Garo Rica, Barlian, Iloni Kerang Dara, Perkedel Nike, Pilanggangi lo Olate, Woku Kenari Tuna, Tilumiti lo Duungo Pa'u, Acar Kuning, Dabu-dabu lo Ihu, Dabu-dabu Rica Bawang, Dabu-dabu Ikan, Dabu-dabu lo Sagela, Duduli, dan lain-lain. 


Salah satu makanan ramah lingkungan khas Gorontalo adalah Nasi Bulu. Alasannya selain karena menggunakan bahan-bahan yang ramah iklim, juga prosesnya tidak menggunakan energi yang merusak lingkungan. 


Berikut Bahan-bahan dan cara membuat Nasi Bulu : 

BAHAN

• Beras ketan 1/4kg

• Santan 1/2 butir kelapa

• Bawang putih 3 buah

• Garam secukupnya

• Bambu 1 ujung

• Daun pisang muda secukupnya


CARA MEMBUAT

1. Cuci bersih beras ketan dan tiriskan

2. Didihkan santan, dan tambahkan bawang putih halus serta garam.

3.Tuang beras ke dalam wajan berisi santan mendidih dan matikan api.  Biarkan beberapa saat sampai meresap.

4. Kemudian masukkan daun pisang didalam bambu lalu masukkan beras.

5. Rebus sebentar lalu, bakar diatas api berasap dengan posisi kemiringan 45 derajat.


Apa yang bisa kita buat sekarang untuk mengatasi Krisis Iklim :

1. Jangan menggunakan plastik sekali pakai untuk makanan, minuman atau barang bawaan

2. Gunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan untuk bungkus makanan atau minuman

3. Makan secukupnya sehingga tidaak banyak membuang makanan 

4. Jangan membangun rumah dari kaca terlalu banyak untuk mengurangi panas 

5. Menggunakan kendaraan yang hemat daya, dan hemat bahan bakar

6. Makan sayuran yang tidak mengandung pestisida yang bisa merusak tanah dan berdampak negatif terhadap tubuh manusia. 


Lakukan hal kecil dari diri kita sendiri untuk membantu menyelamatkan bumi. 


Next Post Previous Post