Fatria Iman Nissa, Sineas Muda Asal Indramayu
Fatria Iman Nissa (Dok. FIN) |
Indramayu sebenarnya memiliki segudang anak muda yang memiliki talenta dan berpotensi dalam berbagai bidang, tetapi lagi-lagi jarang ada media mainstream yang mengekspos potensi anak muda tersebut.
Wanita kelahiran 17 September 1994 yang berasal dari Blok Kesambi Desa Gabuswetan Kabupaten Indramayu yang kini berperan sebagai Manager Production dan Producer Lini Film/short movie, dokumenter, series, TV commercial, video lyrics, dan company profile.
Dia telah menggarap beberapa film nasional yang dibintangi oleh pemain film ternama seperti seperti Dilan 1990, Laundry Show, 99 Nama Cinta, Nikah Yuk, Jaran Goyang, Titisan Setan, Serendipity Abdullah vs Takeshi, dan 99 % Muslim atau Get Married 5.
Selain itu dia juga telah membuat beberapa TVC (TV Commercial) untuk beberapa brand dan instansi seperti Tokopedia, Buddies, Eskulin, Daihatsu, Klinik Mata Nusantara, T-Cash, Djarum Foundation, Inovasi, dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sineas Indramayu yang akan berkolaborasi membuat film-film lokal (Dok. FIN) |
Fatria merupakan lulusan fakultas film dan televisi Institut Kesenian Jakarta tahun 2016. Sebelumnya lulus kuliah dia sudah sering mendapatkan job atau kerjaan. Dia pernah bekerja di salah satu stasiun TV swasta di Jakarta. Tapi kini dia freelance sebagai produksi film/film pendek, TVC dan video klip.
Fatria pernah menceritakan pengalamannya membuat film Dilan 1990, tugasnya sebagai Manager Production dari mulai menyiapkan peralatan film, mengkondisikan pemain film termasuk Iqbaal Ramadhan (Dilan) dan Vanesha Prescilla (Milea), menyiapkan skenario, hingga jalannya produksi film.
Untuk membuat film membutuhkan waktu yang cukup lama dan dana yang tidak sedikit, tetapi ada kebanggaan tersendiri saat filmnya diterima oleh masyarakat luas dengan banyaknya penonton yang datang ke bioskop. Seperti film Dilan 1990 yang ditonton oleh 6 juta penonton.
Dia memiliki keinginan untuk membuat PH (Production House) dengan membuat film atau film pendek dengan kearifan lokal Indramayu. Oleh karena itu dia bersama rekan-rekan sineas dari Indramayu membuat komunitas senias yang berencana membuat film-film pendek khas Indramayu.
Semoga harapannya bisa terwujud dan mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten Indramayu untuk mengembangkan potensi anak muda di Indramayu agar lebih kreatif dan produktif dalam dunia seni dan sineas.