Pulau Biawak Indramayu Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Dunia
Pulau Biawak merupakan salah satu destinasi wisata di Indramayu. Mirip seperti Pulau Komodo, tapi pulau ini dihuni oleh Biawak.
Pemprov Jabar memproyeksikan pulau Biawak yang ada di Kabupaten Indramayu menjadi destinasi wisata bertaraf Internasional. Pembenahan infrastruktur harus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik mengatakan pulau seluas 150 hektar itu berpotensi menjadi wisata unggulan. Ratusan Biawak mendiami pulang yang didominasi 80 persen mangrove, 20 persen campuran hutan pantai.
Pulau Biawak juga menawarkan wisata air berupa diving, karena terumbu karang masih perawan. Ia menyakini pulau tersebut tak kalah dari Pulau Nusa Penida yang terletak di sebelah tenggara Bali.
"Dengan semua potensi itu, tentu ini sangat bisa kami akselerasi promosinya sampai tingkat nasional hingga internasional," kata Dedi, Selasa (23/4/2019).
Segudang potensi wisata yang ada belum sebanding dengan tingkat kunjungan wisatawan sejauh ini. Hal ini diakuinya perlu ada perbaikan aksesibilitas dan fasilitas penunjang untuk kenyamanan wisatawan.
"Dalam kunjungan saya ke sana (Pulau Biawak) kemarin itu ada beberapa hal yang jadi catatan. Jarak tempuh bagi pengunjung itu menyeberang sepanjang 40 kilometer. Kalau menggunakan perahu biasa 4 jam, kalau menggunakan speedboat 1,5 jam," katanya.
Menurutnya penataan infrastruktur harus dilakukan misalnya penambahan sarana transportasi berkapasitas besar. Selain itu peningkatan kualitas homestay dan sarana penunjang bagi wisatawan, seperti jalan setapak maupun papan informasi.
"Kapal yang besar tidak bisa langsung berlabuh. Harus dibangun tambatan perahu. Homestay-nya perlu diperbaiki, dan jalan setapak untuk pengunjung juga harus ada," tutur dia
Saat ini, pihaknya sedang menyusun masterplan perbaikan pulau. Ia menargetkan tahun 2020 upaya pembenahan sudah bisa berjalan.
"Yang jelas, ini kan berhubungan dengan alam. Semua rencana perbaikan fasilitas dan pembenahan sarana di Pulau Biawak akan melibatkan pemerhati lingkungan. Jangan sampai upaya perbaikan justru merusak alam," ujar Dedi. (D)