Wirausaha Muda Indramayu Buka WMI Mart di Pusat Kuliner Cimanuk

Kumpul bareng Wirausaha Muda Indramayu (Dok. Didno)

Jumlah UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di Kabupaten Indramayu jumlahnya ribuan, sayangnya mereka belum terkoordinir dengan baik sehingga hanya mengandalkan pengalaman dan pengetahuannya sendiri-sendiri untuk memasarkan produk atau usahanya. 


Melihat hal tersebut, maka beberapa orang tergerak untuk mengumpulkan para UKM tersebut ke dalam suatu wadah. Maka pengurus sepakat memberi nama WMI pada perkumpulan para UKM tersebut. WMI sendiri merupakan singkatan dari Wirausaha Muda Indramayu yang kini dipimpin oleh Decko Santos. 


Walaupun baru dua tahun berdiri tetapi anggotanya sudah berjumlah seratusan orang lebih yang tersebar di seluruh wilayah Indramayu. Mereka rata-rata memiliki produk dan usahanya sendiri berupa olahan makanan dan minuman. 
Ahmad Yani dengan Sambal Merconnya (Dok. Didno)

Beberapa produk makanan dan minuman dari anggota WMI sendiri merupakan produksi sendiri yang rata-rata sudah mengikuti pelatihan dalam pengolahan, pengemasan, dan penjualan dan mendapatkan perizinan P-IRT (Pangan Ijin Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan. 

Mereka juga sering mendapatkan pelatihan dari berbagai nara sumber yang kompeten dalam bidangnya masing-masing, baik yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu atau Jawa Barat, atau diadakan oleh pihak lain untuk meningkatkan penjualan produknya. 

Anggota WMI sering mengadakan kegiatan salah satunya adalah yang dilakukan pada hari ini Minggu 11 Juni 2017 bertempat di depan WMI Mart di Jalan Siliwangi Indramayu di ujung sebelah utara Bantaran Sungai Cimanuk mengadakan kegiatan buka puasa bersama. 

Selain berbuka puasa bersama dengan anggota Wirausaha Muda Indramayu juga memperkenalkan tempat untuk memasarkan produknya di WMI Mart, juga untuk saling mengakrabkan di antara para wirausaha Indramayu. 
Jefri dengan Sambel Kering Terasi (Dok. Didno)

Pada kesempatan ini ada beberapa anggota yang datang dengan membawa produknya. Seperti Ahmad Yani dari Eretan Kulon yang memiliki produk berupa sambal dengan nama Sambel Aa Mercon, sedangkan Jefri dari Kelurahan Margadadi Indramayu dengan produknya berupa sambal kering terasi dengan nama Mamih Lula. 

Sementara itu Makrus memiliki produk berupa Bandeng Presto Mangrove. Ikan bandeng ini sudah diolah sedemikian rupa sehingga tulang dan kepalanya lunak sangat cocok untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak dan remaja. 
Bandeng Presto Mangrove milik Makrus (Dok. Didno)

Selain itu ada beberapa anggota Wirausaha Muda Indramayu lainnya banyak yang bergerak dalam berbagai usaha seperti kue kering, bubur bayi, mie, kerupuk, kripik pisang, kripik mangga, dodol mangga, jamu, minuman dan lain sebagainya. 

Pada kesempatan ini ada saran dari anggota untuk pengurus WMI salah satunya dari Tangguh yang berharap WMI mempunyai situs marketplace untuk menjual produk dari anggota WMI secara online dan mengoptimasi situs tersebut sehingga berada di halaman pertama mesin pencari. 
Foto di depan WMI Mart Jl. Siliwangi Indramayu (Dok. Didno)
Potensi produk olahan makanan dan minuman dari Indramayu sebenarnya sangat banyak dan berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Indramayu. Apalagi sebentar lagi menjelang lebaran banyak orang Indramayu yang pulang kampung. 

Momen ini merupakan salah satu kesempatan yang tepat untuk menjual oleh-oleh khas Indramayu untuk dibawa kembali ke daerah tempat mereka tinggal atau bekerja dan salah satunya bisa didapatkan dari WMI Mart atau pusat oleh-oleh Indramayu.
Next Post Previous Post